POLA KEPEKAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS LINI PERTAMA PADA PASIEN TBC

Authors

  • Yustiana Arie Suwanto [email protected]
  • Yekti Hediningsih Balai laboratorium kesehatan dan pengujian alat kesehatan Jawa Tengah
  • Purnomo Hadi Universitas Diponogoro

DOI:

https://doi.org/10.56127/jukeke.v3i3.1681

Keywords:

Tuberculosis, Resistance, drugs.

Abstract

Tuberkulosis (TBC) sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Krisis TB dikarenakan penderita TBC mengalami resistensi obat anti tuberkulosis (OAT). Diagnosa TB terdapat 3 cara yakni pemeriksaan mikroskopis, biakan dan uji kepekaan Mycobacterium tuberculosis. Menurut Permenkes nomor 13 tahun 2013, uji resistensi OAT termasuk dalam program pengendalian dan pengobatan TB. Balai laboratorium kesehatan (Balabkes) Jawa Tengah ditunjuk sebagai salah satu laboratorium uji kepekaan OAT. Pengobatan TB yang adekuat dapat mengurangi angka kematian di Indonesia. Tujuan penelitian adalah mengetahui pola kepekaan OAT pada pasien TB. Metode penelitian adalah observasional. Hasil penelitian adalah tingkat sensitivitas OAT lini pertama INH 0,1 (31%), INH 0.4 (45%) dan Pirazinamid (65%).

References

Komalasari, W. Indrawati, F. (2020). Penatalaksanaan program pengendalian Tuberkolusis Multi Drug Resistant. Higeia Journal of Public Health Research and Development. 30 Desember 2020. https://doi.org/10.15294/higeia.v4iSpecial%204/37527

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Tuberkulosis Resistan Obat di Indonesia.

Kementrian Kesehatan RI. (2020). Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia Tahun 2020-2024.

Kementrian Kesehatan RI. (2022). Petunjuk Teknis Pengobatan Tuberkulosis Monoresistean INH di IndonesiaMulya, F. (2023). Analisis program penanggulangan TBC di Indonesia dalam upaya pencapaian target eliminasi tahun 20230. https://www.researchgate.net/publication/366876908.

Naftali, A.V. Oviikariani, G.R.A.F. (2022). Studi pola penggunaan obat antituberkulosis pada pasien tuberkulosis paru. Jurnal Surya Medika (JSM), Vol 8 No 1, April 2022, Page 161 – 167 p-ISSN: 2460-7266; e-ISSN: 2655-2051.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13. (2013) Pedoman Manajemen Terpadu Pengendalian Tuberkulosis Resistan Obat.

Peraturan Presiden (Perpres) nomor 67. (2021). Penanggulangan TBC

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018). Laporan Riskesdas 2028 Nasional.

Riviere, E, et.al. (2020). Identifying isoniazid resistance markers to guide inclusion of high-dose isonoazid in tuberculosis treatment regimens. Clinical microbiology and infection 26: 1332-1337. https://doi.org/10.1016/j.cmi.2020.07.004.

Sarthy, J., et.al. (2019). Fluoroquinolone Efficacy against Tuberculosis Is Driven by Penetration into Lesions and Activity against Resident Bacterial Populations. American Society for Microbilogy Journal. Vol 64. Issue 5. https://doi.org/10.1128/aac.02516-18.

WHO consolidated guidelines on tuberculosis. (2022). Module 4: treatment - drug-resistant tuberculosis treatment, 2022 update. https://www.who.int/publications/i/item/9789240063129

World Health Organization (WHO) (2020). Global Tuberculosis Report

Yobeanto, N. Theresia Lolita Setiawan, T.L. (2022). Pola resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap obat anti tuberkulosis lini pertama. Jurnal Health Sains.p-ISSN:2723-4339.e-ISSN: 2548-1398.Vol.3,No.5, Mei 2022.

Downloads

Published

2024-10-18

How to Cite

Suwanto, Y. . A., Yekti Hediningsih, & Purnomo Hadi. (2024). POLA KEPEKAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS LINI PERTAMA PADA PASIEN TBC. Jurnal Kesehatan Dan Kedokteran, 3(3), 1–5. https://doi.org/10.56127/jukeke.v3i3.1681