ANALISIS PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT LUMPUH LAYU DI INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.56127/jukeke.v4i1.1940Keywords:
Pengetahuan, Lumpuh layu, Kesehatan MasyarakatAbstract
Lumpuh layu atau Acute Flaccid Paralysis (AFP) adalah kondisi kelumpuhan yang terjadi secara mendadak dan sifatnya lemas. Penyakit lumpuh layu merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kecacatan permanen dan memengaruhi kualitas hidup individu yang terdampak. Lumpuh layu dapat menyerang otot pernapasan atau anggota gerak, seperti tangan atau kaki. Lumpuh layu dapat ditularkan melalui feses penderita yang mengkontaminasi makanan dan minuman. Pencegahan penyakit ini memerlukan peran aktif dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor kesehatan, lembaga swasta, dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran masing-masing pemangku kepentingan dalam upaya pencegahan penyakit lumpuh layu di Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan adalah Metode penelitian yang dipakai yakni Literature Review dengan mencari literatur dari basis data penelitian Google scholar, ProQuest, Semantic Scholar, EBSCO, dan Pubmed. Dari peninjauan
Tujuan penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan program pencegahan sangat bergantung pada koordinasi multisektoral yang melibatkan Pemerintah memiliki peran sentral dalam merancang kebijakan dan menyediakan sumber daya, sementara lembaga swasta dan masyarakat berperan dalam mendukung implementasi di tingkat lokal.
Kesimpulannya, sinergi yang kuat antar-pemangku kepentingan diperlukan untuk menciptakan sistem pencegahan yang berkelanjutan. Rekomendasi yang dihasilkan mencakup peningkatan koordinasi antar-lembaga, penguatan program imunisasi, dan strategi komunikasi kesehatan yang efektif. ntuk mencegah penyakit lumpuh layu di Indonesia.
References
Krisna N.A. Pangesti, Nike Susanti, Yeremiah. (2013). Sebaran Geografi Non Polio Enterovirus (NPEV) Berdasarkan Surveilans AFP di Indonesia.
Dinas Kesehatan Kota Salatiga: Dinas Kesehatan Kota Salatiga. (n.d.). Profil. Diakses pada 26 Januari 2025, dari https://dinkes.salatiga.go.id/profil/
Sari, D. P., Fairuza, A., Aziza, N., & Setiati, S. (2024). Kejadian Luar Biasa Poliomielitis di Indonesia pada Tahun 2022-2023: Suatu Tinjauan. Akta Trimedika, 1(1), 66-83.
Runggandini, S. A. (2023). Pencegahan Virus Polio dengan Penyelenggaraan Sub PIN Polio di Desa Sirnabaya, Karawang. Community Development Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(3), 5794-5798.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2024). Temukan Kasus Lumpuh Layu Akut Akibat Virus Polio.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Poliomyelitis (Penyakit Virus Polio).
Dinas Kesehatan Kota Salatiga. (2018). Lokakarya Acute Flaccid Paralysis (AFP).
Pangesti, K. N. A., Susanti, N., & Yeremiah. (2013). Sebaran Geografi Non Polio Enterovirus (NPEV) dari Kasus Layu Akut di Bagian Barat Indonesia 2007-2010. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia, 2(2), 67-73.
Harizon, I., Misnaniarti, M., & Idris, H. (2020). Faktor Pemanfaatan Imunisasi Inactivated Polio Vaccine (IPV). Jurnal Kesehatan, 11(1), 19.
Satari, H. I., Ibbibah, L. F., & Utoro, S. (2017). Eradikasi Polio. Sari Pediatri, 18(3), 245-250.
Gendrowahyuhono, Harianja, H., Anggraini, N. D., & Bactiar, N. S. (2010). Eradikasi Polio dan IPV (Inactivated Polio Vaccine). Media Litbang Kesehatan, 20(4), 146-158.
Gunardi, H. (2016). Eradikasi dan Babak Akhir Polio: Peran Tenaga Kesehatan Indonesia. Jurnal Kedokteran Indonesia, 4(3), 141-148.