ANALISIS WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP NON RACIKAN PASIEN PROGRAM RUJUK BALIK (PRB) BPJS KESEHATAN DI APOTEK KIMIA FARMA KARANG TENGAH TAHUN 2021

Authors

  • Diah Larasati Universitas Esa Unggul
  • Dwi Nurmawaty Universitas Esa Unggul

DOI:

https://doi.org/10.56127/jukeke.v1i3.271

Keywords:

Lama Waktu Tunggu, Pasien PRB Bpjs Kesehatan, Resep Non Racikan.

Abstract

Pelayanan resep non racikan pasien Program Rujuk Balik (PRB) BPJS Kesehatan di Apotek Kimia Farma Karang Tengah masih mengalami kendala waktu tunggu yang lama terutama di jam sibuk. Berdasarkan data observasi rata-rata waktu tunggu pelayanan mencapai 36 menit dimana standar waktu tunggu untuk resep non racikan adalah ≤ 30 menit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lama waktu tunggu dan faktor yang berhubungan dengan waktu tunggu pelayanan resep non racikan pasien PRB BPJS Kesehatan di Apotek Kimia Farma Karang Tengah tahun 2021. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang dilanjutkan dengan kualitatif (mix methods) dengan desain Explanatory Sequential. Hasil penelitian dari lama waktu tunggu pelayanan resep non racikan > 30 menit (lama) yaitu sebanyak 59 resep (72%), sedangkan proporsi terendah lama waktu tunggu pelayanan resep non racikan pasien PRB BPJS Kesehatan yang ≤ 30 menit (normal) yaitu sebanyak 23 resep (28%). Rata-rata yang didapatkan dari hasil penelitian ini yaitu 36 menit, dan lama waktu tunggu maksimal adalah 50 menit sedangkan lama waktu tunggu minimalnya adalah 10 menit. Berdasarkan hasil penelitian kualitatif penyebab lamanya waktu tunggu diantaranya adalah kurangnya sumber daya manusia terutama disaat jam sibuk dan ada pegawai yang libur atau mendapatkan pelatihan sehingga tidak masuk, seringnya jaringan yang lambat dan sistem BPJS ke Kimia Farma Apotek yang masih belum terbridging dengan sempurna juga menjadi penyebab dari lamanya waktu tunggu karena petugas menjadi terhambat saat harus melakukan registrasi pasien ke sistem, selain itu ketidaktahuan mengenai alur, syarat dan pengambilan obat di Apotek dari pihak RS hingga Faskes 1 menyebabkan adanya ketidaksamaan informasi hal ini membuat petugas apotek harus mengedukasi ulang kepada pasien sehingga waktu tunggu pun menjadi lebih lama. Diharapkan adanya keselarasan antara jumlah SDM dengan beban kerja, adanya perbaikan sistem dan jaringan, kooridinasi antar pihak terkait sehingga mendukung percepatan pengambilan obat pasien PRB BPJS Kesehatan.

References

Dampung, V., Rahayu, C., Rusli, R., & Sari, I. P. (2018). Analisis Lama Waktu Tunggu Pelayanan Resep Di Apotek Bpjs Rawat Jalan Rumah Sakit Pelamonia. Media Farmasi, 14(2), 85. https://doi.org/10.32382/mf.v14i2.600

Hilda S, Achmad Fudholi, D. A. (2015). Kepuasan Pasien Diabetes Melitus Rujuk Balik Peserta BPJS Apotek Kota Yogyakarta. Jurnal Manajemen Dan Pelayanan Farmasi, 5(4), 241–246.

Kemenkes. (2014). Permenkes No 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. (2020).

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Pedoman Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, 1–46.

Miftahudin. (2016). Jalan Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia Jakarta Tahun 2016. 2(1), 16–26.

Pamungkas, G., & Kurniasari, N. (2020). Hubungan Kelengkapan Sarana Dan Prasarana Puskesmas Dengan Kepuasan Pasien Di Puskesmas Melong Asih Kota Cimahi Tahun 2019. Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel, 13(2), 60. https://doi.org/10.36051/jiki.v13i2.92

Permenkes no 73. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan RI No 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Purwandari, N., Suryoputro, A., & Arso, S. (2017). Analisis Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan Di Depo Farmasi Gedung Mceb Rs Islam Sultan Agung Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 5(1), 103–110.

Septini, R. (2011). Analisis Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien Askes Rawat Jalan Di Yanmasum Farmasi RSPAD Gatot Subroto Tahun 2011. In Tesis.

Sulistiani, A. S. (2016). Standar Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Kependudukan dalam Meningkatkan Efektivitas Pelayanan Publik di Kecamatan Sambutan. EJournal Ilmu Pemerintahan, 4(1), 53–63.

Taufan, M., Putra, P., & Prihatsanti, U. (2016). Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Intensi Turnover Pada Karyawan Di Pt. “X.” Empati, 5(2), 303–307.

Widjaya, L., Manajemen, J., & Kesehatan, I. (2013). Pengaruh Peresepan Elektronik terhadap Mutu Layanan Farmasi di Rumah Sakit “X” Jakarta Barat. Jurnal Inohim, 1(2), 52.

Yulaika, N. (2018). Perencanaan Tenaga Teknis Kefarmasian Berdasarkan Analisis Beban Kerja Menggunakan Metode WISN di RSIA KM. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 6(1), 46. https://doi.org/10.20473/jaki.v6i1.2018.46-52

Downloads

Published

2022-10-26

How to Cite

Diah Larasati, & Dwi Nurmawaty. (2022). ANALISIS WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP NON RACIKAN PASIEN PROGRAM RUJUK BALIK (PRB) BPJS KESEHATAN DI APOTEK KIMIA FARMA KARANG TENGAH TAHUN 2021. Jurnal Kesehatan Dan Kedokteran, 1(3), 1–11. https://doi.org/10.56127/jukeke.v1i3.271

Similar Articles

1 2 3 4 5 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.